Kesenian Gembyung Panjalu Kab. Ciamis

Saturday, July 4, 2015

Kesenian gembyung adalah
Salah satu peninggalan budaya Islam di Panjalu. Seni ini merupakan Kesenian Terbang yang hidup di lingkungan panjalu. Kesenian Gembyung ini dipertunjukkan pada kegiatan-kegiatan Agama Islam seperti peringatan Maulid Nabi, Rajaban dan Kegiatan 1 Syuro yang digelar di sekitar tempat ibadah dan yang paling dominan ialah ketika diadakan Upacara Sakral Nyangku. Adapun ketika seseorang menggelar hajatan seperti pernikahan, sunatan, syukuran dll, malam harinya gembyung ini dipertunjukan.      

Beberapa tahun kebelakang sekitar duapuluh tahunan Seni Gembyung sudah tidak asing lagi bagi masyarakat panjalu. Ketika ada anak yang di Sunat Suka di barengi dan berkeliling kampung sambil dimainkan Kesenian Gembyung atau Angklung Buncis.
Walaupun di jaman serba modern ini , Kesenian Gembyung Panjalu masih tetap terjaga keasliannya. Karena dari leluhurnya begitu, tidak serta merta menambahkan alat musik lain walau pun menurut orang lain lebih enak didengar dan di hayati. Juga dengan kidungnya atau nyanyiannya, yang masih dipakai tetap dari buku aslinya yang berupa Sholawatan dan puji pujian.

Seni gembyungan ini dimainkan oleh 11 orang pemain inti dan 3 orang pemain cadangan atau gantian, serta satu orang berperan sebagai biskal atau pembaca shalawat atau nyanyian/puji pujian, dan pemain lainnya berperan sebagai saurna.

Kesenian gembyung ini merupakan musik yang termasuk ke dalam music ansambel. Sebab ini karena kesenian gembyung itu merupakan dikelompok menjadi musik yang terdiri dari beberapa pemain yang memiankan beberapa instrumen.

Gembyung merupakan kesenian khas Islami. Karena dilihat dari syair yang digunakan berupa syair yang diambil dari Al Barjanzi atau solawatan dan puji pujian. Di kecamatan Panjalu hanya terdapat dua grup kesenian gembyungan, diantaranya di Dusun Dukuh Desa Panjalu dan di Dusun Rumalega Desa Kertamandala.
Grup Kesenian gembyungan dari Desa Kertamandala inilah yang selalu mengiringi pada upacara nyangku.
Karena grup kesenian ini grup yang pertama memainkan pada upacara nyangku terdahulu.

Asal mula terbentuknya kesenian gembyung ini karena dalam upaya penyebaran Agama Islam melalui kesenian grmbyung saat itu di daerah Panjalu dan sekitarnya.

Pimpinan kesenian gembyung di Desa Kertamandala saat ini adalah Abah Udi yang sudah menginjak 82 tahun dan sudah tua.

Orang yang pertama kali memimpin atau membuat kesenian gembyunga ini masih belum jelas asal orangnya.
Abah Udi hanya mengetahui tiga generasi pimpinan sebelum abah udi menjadi pemimpinnya.
Menurutnya, sekitar tahun 1860 - 1900 dipimpin oleh Wiart. Kemudian pada sekitar tahun 1900-1930 oleh Sanhaw. Kemudian kepemimpinan grup ini diserahkan pada Sahuri pada tahun 1930 -1950. Dan tahun 1950 sampai sekarang, abah Udi lah yang menjadi pimpinan kesenian ini.

Seni gembyung juga sebagai hiburan, terlihat dari antusias penonton mereka sesekali mengikuti syair yang dilantunkan oleh pembawa shalawat.

Syair syair yang suka dimainkannya adalah lagu Assalamualaik, Tapadu, lagu Sola, Wulidal dengan iringan tabuhan tepak tilu, Hadal Wafiyu dengan iringan tabuhan Rincik dan Inkanamu dengan iringan tabuhan gobyog.

Tapi sangat disayangkan para pemainnya sudah cukup tua dan tidak ada generasi anak muda, semoga kedepannya bisa anak muda yang memainkannya dan tujuannya supaya melestarikan kesenian panjalu ini dan supaya tidak dilupakan dan punah.

Share on :

No comments:

Post a Comment

 
Copyright © 2017 beritamenjadisatu.com
Distributed By Putra Panjalu | Design By Dindin Zaenudin