Bumi Alit Panjalu Kab. Ciamis

    Bumi Alit Panjalu mulai dibangun sebagai tempat penyimpanan benda-benda pusaka peninggalan jaman dahulu dari Dayeuh Nagasari, Ciomas dipindahkan ke Kebon Alas Dusun Cemendong Desa Panjalu Kecamatan Panjalu.

bumi alit zaman dulu

Benda-benda pusaka yang tersimpan di Bumi Alit panjali ini diantaranya adalah:

• 1. Pedang
• 2. Cis tombak bermata dua atau dwisula
• 3. Keris Komando
• 4. Keris
• 5. Pancaworo
• 6. Bangreng
• 7. Gong kecil
• 8. Kujang

Pada awalnya sebelum di bangun Bumi Alit berupa taman berlumut dan banyak pohon Waregu,
Bangunan Bumi Alit mirip lumbung padi masyarakat Sunda, rangkanya terbuat dari bambu dan kayu sedangkan dindingnya terbuat dari bambu yang di anyam, sedangkan atapnya terbuat dari ijuk yang biasa dipakai sapu.

Jaman dahulu marak dengan perampokan, pembantaian dan pembakaran rumah penduduk yang dahulu kala disebut dengan Gerombolan. Dan para pemberontak menggondol benda-benda pusaka kerajaan Panjalu dari Bumi Alit dan hampir semuanya di bawa oleh para pemberontak tersebut. Pusaka-pusaka itu akhirnya ditemukan kembali oleh TNI di hutan Gunung Sawal dan  diserahkan kepada Raden Hanafi Argadipradja, kecuali benda pusaka Cis yang tidak dapat di temukan.

Pada tahun 1955, Bumi Alit di bangun kembali. Hasil pembangunan itu menjadikan bentuk bangunan berupa campuran bentuk mesjid zaman dahulu dengan bentuk modern, beratap susun tiga.
Dan pada tahun 2015 ini bumi alit di renopasi kembali dengan pengamanan terhadap penyimpanan pusaka utama dengan berupa pagar besi karena dengan terjadinya maling terhadap pedang yang tersimpan di Bumi Alit Panjalu pada 2012 silam dan saat ini bumi alit pun sudah mendirikan mesjid yang cukup besar, dulunya hanya mushola kecil dan dinamai dengan masjid Al-Karomah.

Hingga kini pemeliharaan Museum Bumi Alit dilakukan oleh Pemerintah Desa Panjalu dan Yayasan Borosngora yang terhimpun di bawah pengawasan Dinas Pariwisata dan Budaya Kabupaten Ciamis.

Dan sekarang bangunannya sudah modern di depan gerbang masuknya tidak lagi dengan hutan atau pohon poho tapi sekarang menjadi tempat yang sering di gunakan masyarakat karena bersebelahan dengan pasar.

Semoga budaya yang ada di panjalu ini di lestarikan dengan sebaik-baiknya dan jangan sampai terlupakan.
Tapi ingat ini hanya sebuah simbol untuk mengenang para jasa sesepuh panjalu di masa lalu dan bukan suatu kemusyrikan, dan Bumi Alit Panjalu ini berguna juga sebagai museum dan untuk belajar dan mengetahui apa yang dahulu telah dilakukan dan buktinya dengan benda pusaka ini.