KAI Panjalu Yaitu singkatan dari (Komunitas Anak Ibu) yang
berasal dari Panjalu Kab. Ciamis dengan menghasilkan kerajinan tangan,
bekerja di bidang seni dan hiburan.
“KAI Panjalu (Komunitas Anak Ibu) bukan
berarti kumpulan anak-anak yang manja, kita berkumpul menjalin silaturahmi dan
persaudaraan, berusaha menghargai ibu pertiwi di tanah kelahiran kami,
membangun dan mengembangkan diri melalui kreasi seni dan kerajinan dan
meningkatkan potensi pemuda untuk membangun bangsa” itulah selogan yang mereka
buat pada komunita anak ibu Panjalu ini.
Limbah
kayu hasil penggergajian seringkali dianggap oleh masyarakat sebagai sampah
yang tak ada manfaatnya. Potongan demi potongan kayu sisa pabrik peragajian,
perusahaan kusen, dan sisa kayu penebangan lainnya sebagian besar tidak
dapat dimanfaatkan dengan baik dan kurang diolahnya, apalagi untuk hal yang
bernilai tinggi.
Tetapi ini hal yang berbeda
bagi kelompok pemuda pencinta seni dan didugung oleh sebagian orang tua
pencinta seni yang menamakan kumpulan ini dengan Komunitas Anak Ibu (KAI)
Panjalu. KAI Panjalu ini beralamatkan di Jln. Padati Rt 05 Rw 03, Dusun
Pabuaran Desa/Kec. Panjalu, Kabupaten
Ciamis, Jawa Barat. Bagi para pemuda pencinta seni tersebut, banyaknya limbah
atau potongan kayu merupakan sumber inspirasi dan ladang untuk mendapatkan rezeki
atau sebagai mata pencaharian merekan untuk berusaha/bekerja. Limbah kayu yang berbagai
bentuk dan ukuran tersebut yang tidak karuhan bentuknya tetapi oleh para pemuda
pencinta seni dari Panjalu ini disulap menjadi karya yang benilai seni
budaya sunda.
Karya yang mereka buat
itu lebih mendiminasi berupa kujang, trophi kayu, cinderamata, pigura,
asesoris seperti pin, gantungan kunci, tempat ballpoint, lampu hias, hiasan
dinding dan sebagainya. Juga alat musik sunda buhun seperti celempung,
karinding dan alat seni lainnya yang terbuat dari kayu ataupun dari bambu yang
di desain dengan sedemikian rupa dan menghasilkan apa yang telah ada di pikiran
para pemuda pencinta seni dari panjalu ini.
Hasil seni dari KAI
Panjalu ini tidak lepas dari upaya melestarikan nilai budaya sunda yang hamper
punah dengan keadaan yang sangat modrn ini, agar para generasi muda khuusnya di
Panjalu Kab. Ciamis dapat mengenal budaya para karuhun/nenek moyang mereka
khususnya di tataran Pasundan.
Hampir semua produk
yang dibuat tersebut selalu melambangkan “Kujang berkepala maung”
karena apa? Karena hal tersebut adalah sebuah senjata atau lambang
asal Jawa Barat yg diidentikkan dengan tokoh Prabu Siliwangi, Raja Padjadjaran
di masanya yang lama silam.
Semua karya ini tidak
lepas dari seorang seniman asal Panjalu yaitu Mang Ganda (60). Dialah sumber
inspirasi para pemuda panjalu yang mencintai seni dan beliaupun selalu memberikan bimbingan, arahan, motifasi
dan contoh Karya Mang Ganda tersebut sehingga terwujud menjadi hadil karya yang
bernilai tinggi dan berharga.
Harapan para pemuda
pencinta seni dari Panjalu yaitu KAI Panjalu adalah terciptanya peran para
pemuda dalam pelestarian seni budaya yang dihasikan karya cipta
pemikirannya dan inpirasinya masing-masing.
No comments:
Post a Comment